Senin, 27 Agustus 2012
Kisah Mantan Staff Manager Hotel Hilton Mesir dan Keberkahan Rizki
Madinah Al-Munawwaroh!Sebuah kisah nyata yang sangat menakjubkan sekaligus mengherankan luar biasa. Hal yang mudah bagi Allah untuk menaikkan derajat hamba-Nya, sekaligus mengeluarkannya dari problem yang meresahkannya sebab rasa taqwanya pada Allah.Jika kita membaca dan merenungi dengan baik Hadits Penciptaan (yang menjelaskan tentang proses peniupan ruh pada janin sekaligus catatan nasibnya), maka kita akan tahu bahwa jumlah harta dan kekayaan yang kita peroleh sepanjang hidup kita di dunia ini, telah tertulis semuanya. Hanya saja cara memperoleh harta itu kembali kepada kita, apakah akan kita peroleh dengan jalan halal atau jalan haram?Cerita di atas adalah bukti akan aturan Ilahiyyah soal rezeki itu, yakni gaji staff tadi telah tertulis bahwa dia akan memperolehnya, baik dia terus bekerja di posisi yang dia kurang begitu sreg sebab tidak jelas kehalalannya atau dia mengundurkan diri karena ingin mencari pekerjaan yang halal.Pada dasarnya rezeki tidak hanya berupa uang, makanan, atau harta benda saja; tetapi rezeki juga mencakup kekayaan materi, kesehatan fisik, ketenangan batin, anak cucu, kecerdasan otak, kekuatan tubuh, keberkahan waktu, ilmu, dan lain sebagainya.Kita tidak perlu mempersempit cakrawala berpikir dan sudut pandang kita perihal rezeki, sehingga kita iri terhadap seseorang yang kebetulan mempunyai uang banyak melimpah, sebab siapa tahu meski begitu ternyata dia tidak pintar, atau penyakitan, atau tak mempunyai ketenangan batin, yang artinya dia tidak mendapat rezeki dari sudut yang lain.Berapa banyak kita lihat orang kaya raya yang rela mengeluarkan uang banyak hanya untuk bisa merasakan tidur nyenyak tanpa harus mengalami rasa sakit yang mendera tubuhnya? Bersyukurlah pada Allah yang memberi kita kesehatan, Alhamdulillah.Maka sebenarnya yang harus kita cari adalah bukan sekedar rezeki itu, tetapi keberkahan rezeki itu sendiri. Ya, keberkahan rezeki, rezeki yang Barokah.Coba bandingkan, seseorang tiap bulannya memperoleh gaji 10 Juta, tetapi dia terpaksa mengalokasikan seluruh gajinya itu ke RS untuk biaya pengobatan atas penyakitnya, belum pemborosan yang dilakukan anak istrinya, sehingga tiap akhir bulan gajinya nyaris tak tersisa malah kadang sampai terjerat hutang.Sementara seseorang yang satunya, tiap bulan hanya berpenghasilan 3 juta, tetapi Allah Ta'ala Memberinya kesehatan tubuh, kehidupan sehari-harinya berjalan lancar, anak istrinya mampu mengatur keuangan dengan baik, bahkan bisa menabung tiap bulannya meski hanya berpenghasilan tak banyak.Dari dua sampel ini, coba renungkan, mana yang hakikatnya lebih kaya? Inilah pengertian harta yang barokah, yaitu Allah menjaga kita dari pengalokasian harta yang tak bisa kita kontrol dari menghabiskan harta kita yang tidak jelas entah kemana, dan sekaligus menghabiskan energi kita. Wallahu a'lam.(Awy’ Ameer Qowalun/Wasathon.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar