Senin, 27 Agustus 2012

Kisah Mantan Staff Manager Hotel Hilton Mesir dan Keberkahan Rizki

da sebuah kisah nyata, mengenai salah satu Staff Manager Hotel Hilton di Mesir, tentu saja sebuah pekerjaan dengan limpahan pemasukan yang tidak bisa dikatakan lumayan. Hanya saja dia merasa tidak nyaman dengan pekerjaan itu, sebab Bar di Hotel tempatnya bekerja menjual Bir dan berbagai macam minuman keras.Staff tadi pun pergi ke Syaikh Mutawalli el-Shaarawi (rahimahullah) dan meminta nasehat serta arahan soal masalah dan pergolakan batin yang dialaminya, sebab ternyata dia tidak mempunyai pemasukan lain selain pekerjaan staff manager Hotel ini, dan dia takut akan keadaan finansial yang akan dialaminya jika meninggalkan pekerjaan.Sang Syaikh menasehatinya seraya berkata tegas, "Tinggalkan pekerjaanmu itu dan Allah pasti akan Menggantinya, sebab ini adalah salah satu hukum alam yang telah digariskan Allah, bahwa seseorang yang bertakwa pada Allah, maka akan dibukakan baginya jalan keluar (dari segala problemnya) dan akan diberi rezeki dari jalan yang tak diperkirakan sama sekali."Staff tadi pun keluar dari kediaman sang Syaikh dengan perasaan lega luar biasa dan berniat kuat, berazam untuk menulis surat resign, surat pengunduran diri dari jabatannya di Hotel elit itu.Dia pun duduk di kantor tempat kerjanya, mengambil selembar kertas dan pena serta mulai menulis surat pengajuan pengunduran diri. Nah ketika dia menulis surat itu, telepon di sampingnya berdering, ketika diangkat ternyata yang menelpon adalah atasannya memberitahukan bahwa staff tadi dinaikkan pangkatnya untuk menerima jabatan sebagai General Manager Hotel Hilton di Kota Nabi,
Madinah Al-Munawwaroh!Sebuah kisah nyata yang sangat menakjubkan sekaligus mengherankan luar biasa. Hal yang mudah bagi Allah untuk menaikkan derajat hamba-Nya, sekaligus mengeluarkannya dari problem yang meresahkannya sebab rasa taqwanya pada Allah.Jika kita membaca dan merenungi dengan baik Hadits Penciptaan (yang menjelaskan tentang proses peniupan ruh pada janin sekaligus catatan nasibnya), maka kita akan tahu bahwa jumlah harta dan kekayaan yang kita peroleh sepanjang hidup kita di dunia ini, telah tertulis semuanya. Hanya saja cara memperoleh harta itu kembali kepada kita, apakah akan kita peroleh dengan jalan halal atau jalan haram?Cerita di atas adalah bukti akan aturan Ilahiyyah soal rezeki itu, yakni gaji staff tadi telah tertulis bahwa dia akan memperolehnya, baik dia terus bekerja di posisi yang dia kurang begitu sreg sebab tidak jelas kehalalannya atau dia mengundurkan diri karena ingin mencari pekerjaan yang halal.Pada dasarnya rezeki tidak hanya berupa uang, makanan, atau harta benda saja; tetapi rezeki juga mencakup kekayaan materi, kesehatan fisik, ketenangan batin, anak cucu, kecerdasan otak, kekuatan tubuh, keberkahan waktu, ilmu, dan lain sebagainya.Kita tidak perlu mempersempit cakrawala berpikir dan sudut pandang kita perihal rezeki, sehingga kita iri terhadap seseorang yang kebetulan mempunyai uang banyak melimpah, sebab siapa tahu meski begitu ternyata dia tidak pintar, atau penyakitan, atau tak mempunyai ketenangan batin, yang artinya dia tidak mendapat rezeki dari sudut yang lain.Berapa banyak kita lihat orang kaya raya yang rela mengeluarkan uang banyak hanya untuk bisa merasakan tidur nyenyak tanpa harus mengalami rasa sakit yang mendera tubuhnya? Bersyukurlah pada Allah yang memberi kita kesehatan, Alhamdulillah.Maka sebenarnya yang harus kita cari adalah bukan sekedar rezeki itu, tetapi keberkahan rezeki itu sendiri. Ya, keberkahan rezeki, rezeki yang Barokah.Coba bandingkan, seseorang tiap bulannya memperoleh gaji 10 Juta, tetapi dia terpaksa mengalokasikan seluruh gajinya itu ke RS untuk biaya pengobatan atas penyakitnya, belum pemborosan yang dilakukan anak istrinya, sehingga tiap akhir bulan gajinya nyaris tak tersisa malah kadang sampai terjerat hutang.Sementara seseorang yang satunya, tiap bulan hanya berpenghasilan 3 juta, tetapi Allah Ta'ala Memberinya kesehatan tubuh, kehidupan sehari-harinya berjalan lancar, anak istrinya mampu mengatur keuangan dengan baik, bahkan bisa menabung tiap bulannya meski hanya berpenghasilan tak banyak.Dari dua sampel ini, coba renungkan, mana yang hakikatnya lebih kaya? Inilah pengertian harta yang barokah, yaitu Allah menjaga kita dari pengalokasian harta yang tak bisa kita kontrol dari menghabiskan harta kita yang tidak jelas entah kemana, dan sekaligus menghabiskan energi kita. Wallahu a'lam.(Awy’ Ameer Qowalun/Wasathon.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar